Selasa, 16 Oktober 2007

US$ 80 Miliar untuk Cegah Krisis Kredit : Citigroup, JPMorgan, dan bank-bank besar lain akan bentuk pendanaan bersama

[Kontan] - Krisis di pasar finansial global yang berasal dari krisis kredit pemilikan rumah berisiko tinggi (subprime mortgage) Amerika Serikat (AS), Agustus lalu, rupanya memberikan pelajaran berharga bagi perbankan global. Untuk menghindari peristiwa serupa di masa mendatang, bank-bank besar global, termasuk Citigroup Inc, berencana mengumpulkan dana senilai sekitar US$ 80 miliar.

Mereka akan menggunakan dana itu untuk membeli surat berharga berbasis mortgage atau aset-aset lainnya yang tengah bermasalah. Bank-bank besar itu berharap, langkah ini bisa mencegah agar gejolak di pasar kredit tidak sampai mengganggu ekonomi global. Nah, menurut sejumlah sumber, perwakilan Kementerian Keuangan AS telah mengatur pertemuan di antara bank-bank papan atas itu.

Eropa akan berpartisipasi. Maklum saja, penjualan surat berharga berbasis aset kredit secara massal memang bisa memicu kenaikan biaya kredit secara global, merugikan investor, dan memaksa bank-bank memangkas nilai aset yang ada di dalam bukunya. Dus, penjualan semacam ini bisa menyebabkan kerugian besar bagi bank-bank. Buktinya, pada laporan kuartal ketiga lalu, sejumlah bank besar telah membukukan kerugian akibat investasi di produk surat berharga berbasis aset subprime mortgage. Bahkan, dalam skenario yang paling parah, aksi jual besar-besaran itu bisa membenamkan AS atau Eropa ke dalam resesi.

"Bank-bank telah membuat keputusan bisnis yang tidak bijak dan sekarang mereka bergegas untuk menyelamatkan diri mereka sendiri," kata Steve Persky, Kepala Eksekutif Dalton Investment di Los Angeles, yang memiliki dana kelolaan sekitar US$ 1,2 miliar.Menurut sejumlah sumber, Citigroup, JPMorgan Chase & Co, dan Bank of America Corp (BOA) turut terlibat dalam pembicaraan tersebut. Namun, ketiga bank ini menolak untuk berkomentar. Meski Kementerian Keuangan AS ikut terlibat dalam diskusi ini, menurut sumber-sumber tadi, dana dari para pembayar pajak tidak akan dipergunakan dalam pengumpulan dana itu.

Mengutip seorang sumber anonim, Wall Street Journal edisi Sabtu (13/10) lalu, menyebutkan bahwa Financial Services Authority, regulator pasar Inggris, telah mengisyaratkan bahwa bank-bank di Inggris tengah mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam pengumpulan dana bersama itu.Namun, juru bicara FSA menolak berkomentar ketika dihubungi Reuters, Minggu (14/10). Setali tiga uang, regulator jasa keuangan Swiss EBK pun menolak berkomentar. Bank-bank terkemuka di kedua negara, seperti HSBC dan UBS, juga masih bungkam. Maklum, menurut sejumlah sumber tadi, detail pengumpulan dana itu masih disusun. Besaran pastinya pun masih mungkin berubah. (*)

Tidak ada komentar: